(Bilangan 24:15-16)
Ada peristiwa unik yang dapat ditarik pelajaran tentang Biliam seorang hamba Tuhan. Kedekatan Biliam dengan Tuhan membuat dia dapat berkomunikasi secara aktif dan efektif sehingga Biliam menjadi tempat untuk mencari nasehat dalam menentukan langkah keputusan yang tepat. Hal ini diketahui secara umum dan pada saat itu juga Balak raja Negara Moab harus berulangkali mengutus “tua-tua” atau pejabat tingginya dengan biaya yang besar agar dapat mengajak Biliam datang dan berdoa untuknya.
Motivasi Balak adalah supaya Biliam mengutuk bangsa Israel sehinggga Moab dapat mengalahkan bangsa Israel saat peperangan harus terjadi (Bil 22:6 dan 24:9). Tetapi Biliam mendapat peringatan untuk tidak datang karena ALLAH telah memberkati bangsa Israel sehingga tidak mungkin dapat dikutuki. (Bil 23:23). Tetapi rupanya Biliam sedikit berkompromi karena melihat uang yang dijanjikan oleh Balak dan sedikit memaksakan diri untuk datang juga (Bil 23:15-18). Akhir hidup Biliam terbunuh dalam sebuah peperangan bersama dengan lima raja Midiam (Bil 31:7-8) hal ini memperlihatkan ada yang tidak beres dengan hamba Tuhan yang satu ini bahkan 2 Petrus 2:15-16 mencatat sebagai seorang yang suka menerima upah untuk perbuatan jahat dan seorang yang bebal, sehingga Tuhan membuat keledai yang bisu berbicara untuk memperingatkan Biliam.
Bagaimana Biliam seorang “bijak” yang seringkali diminta nasehat dan doa dari para raja dapat dibandingkan dengan keledai yang terkenal sebagai binatang dungu (bodoh) dan besar kepala.
Marilah kita belajar bagaimana mengambil sebuah keputusan yang bijak. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa “keledai tidak akan jatuh pada lobang yang sama”, tetapi sayangnya banyak orang yang jatuh dalam lobang kesalahan dan dosa yang sama, sebenarnya dengan belajar dari pengalaman hidup kita dapat menghindari bencana yang mungkin mucul akibat kesalahan tindakkan.
Hidup adalah ujian berkelanjutan dengan berbagai peristiwa Tuhan percayakan sesuatu agar kita diuji, harapannya yaitu agar kita semakin meningkatkan kualitas hidup jasmani dan rohani. Orang yang banyak melakukan “revisi” (perbaikan) akan lebih lambat untuk maju dibandingkan orang yang sedikit melakukan kesalahan sehingga maju ke tahap kehidupan selanjutnya, dan meningkat menuju “level” kedewasaan yang lebih tinggi.
Ujian atas kedagingan akan kita hadapi setiap harinya dimana kita selalu akan berhitung atas dasar untung dan rugi, bila kita seringkali mengalami kerugian itu menunjukkan bahwa ada kesalahan dalam mengambil keputusan. Tetapi tidak semua harus di lihat dari sisi materi (uang), kita juga harus tahu bahwa yang rohani selalu memiliki nilai yang lebih tinggi, yang kekal lebih bernilai dari yang fana, dan norma kehidupan lebih bernilai dibandingkan dengan kekayaan. (Kol 3:1-2).
Sekarang marilah kita belajar agar tidak jatuh pada kesalahan atau dosa yang sama terus-menerus.
1. Balak mengirim utusan kepada Biliam tidak hanya sekali, tetapi berulang kali bahkan yang diutuspun jabatannya semakin tinggi atau terkemuka, bahkan akhirnya Balak sendiri yang menyambut Biliam. (Messenger – Bil 22:5; Elders Moab dan Median – Bil 22:13; Princes – Bil 22:15; Balak (raja) – 22:36). Kita juga harus menyadari bahwa pencobaan tidak pernah datang sekali saja tetapi berulang kali dan seringkali meningkat dalam kualitasnya.
2. Ada tiga tempat dimana Balak mengajak Biliam untuk mengutuk bangsa Israel, yaitu :
a. Kiryat Huzot (Bil 22:39) “City of Street” / kota jalanan, yang dapat diartikan secara bebas sebagai ada / membuka semua peluang / segala cara. “ banyak jalan menuju roma” , yang bagi sebagaian orang asal ada uang ada jalan dll.
b. Pisga (Bil 23:14). “Cleft”, “to pass between at withim and meaning dubious” artinya melewati sebuah sela atau celah, yang dapat diartikan juga sebagai keragu-raguan. Di tempat ini Musa wafat oleh karena tindakan memukul batu dan bukannya menunjuk seperti yang diperintahkan oleh Allah (Emosi)
c. Peor (Bil 23:28) “Primitif Root” / akar primitive, tindakkan naluriah semata. Di tempat ini ada rumah baal yang kemudian membuat bangsa Israel menyembah dewa baal karena perkawinan campur dengan bangsa Median, yang sebenarnya merupakan taktik bangsa Median untuk menghadapi bangsa Israel (perkawinan campur).
Penolakan dan bagian dari dedikasi Biliam. Biliam sebenarnya telah menolak berulangkali atas permintaan Balak tetapi karena terus didesak sehingga dia terpancing untuk mengikuti arus, sedangkan dalam hati kecilnya Biliam tetap menolak untuk mengutuk bangsa Israel. (Bil 22:8-13; 17-18; 18-20)
Kesimpulan :
Dalam sebuah keputusan perlu penilaian yang bijak agar tidak selalu kita salam melangkah dan berakibat harus terus memperbaikki kehidupan yang tidak perlu, selain itu kita juga perlu untuk bertindak berdasarkan azas kebenaran Fiman Tuhan, seperti yang dapat diambil pelajaran dari Biliam yaitu;
1. Harus jujur (Bilangan 23:10)
2. Mengandalkan kekuatan pada janji Allah (Bilangan 23:19)
3. Bergantung pada maksud baik Tuhan (Bilanga 24:1)
4. Mengikuti tuntunan Roh Kudus. (Bilangan 24:2)
Oleh sebab itu kita dapat berkata seperti Biliam, (Bilangan 24:3-4 dan 15-16)
a. Tutur kata orang yang terbuka matanya
b. Tutur kata orang yang mendengarkan Firman
c. Melihat pengelihatan dari yang Maha Kuasa
d. Sambil rebah, namun mata tersingkap.
Marilah kita membuat keputusan yang tepat agar, dari pengalaman hidup kita tidak jatuh pada kesalahan yang sama. Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment