Monday, July 22, 2019

BERDIRI TEGUH DALAM IMAN (1) (1Korintus 16:13-14)


Modal Untuk Menyelesaikan Hidup Dengan Baik
Dalam setiap sesi kehidupan selalu akan ada hambatan yang menghadang  dan tantangan hidup selalu ada di depan. Seringkali ada keraguan, kekecewaan, dan keputusasaan dalam perjalanan hidup kita. Dan juga adanya kesalahan dalam mengambil keputusan oleh sebab kecerobohan yang menyebabkan jatuh. Bagaimana kita bisa bertahan dalam hidup ini?
Firman Tuhan memberikan pengertian untuk menyelesaikan perjalanan rohani yang baik yang sepatutnya kita perhatikan seperti yang tertulis dalam 1Korintus 16:13-14;
Pertama, kita harus berjaga-jaga (Yun: grēgoreō). Kata ini digunakan dalam beragam konteks, misalnya menjaga kota (Neh. 7:3; 1Mak. 12:27) atau pintu (Mrk. 13:34-37), bersiap-siap melakukan sesuatu (Yer. 38:28; Dan. 9:14), menunggu sesuatu atau orang (Luk. 12:37), atau mengantisipasi sesuatu (Why. 3:3). Keragaman penggunaan ini menimbulkan kesulitan bagi para penafsir. Apa artinya “berjaga-jaga” di ayat 13a? Berjaga-jaga dari apa?
Sebagian menghubungkannya dengan kedatangan Kristus Yesus yang kedua kali. Dugaan ini bukan tanpa alasan. Kata kerja grēgoreō memang beberapa kali muncul dalam konteks menantikan kedatangan Tuhan (Mat. 24:42-43; 1Tes. 5:6-10; Why. 3:3; 16:15). Dalam Surat 1 Korintus Paulus juga beberapa kali menyinggung tentang kedatangan Tuhan (1:8; 3:13; 5:5). Sebagian penafsir lain memilih untuk meletakkan grēgoreō dalam kaitan dengan nasihat-nasihat lain di 16:13 (“berjaga-jaga – berdiri teguh dalam iman – bertindak seperti laki-laki – tetap kuat”). Mereka mengaitkan berjaga-jaga di sini dengan hal-hal buruk yang berpotensi membahayakan dan melemahkan iman mereka seperti berjaga-jaga dari para pengajar sesat (Kis. 20:31) dan bahwa semua anak Tuhan wajib berjaga-jaga dari serangan Iblis (1Pet. 5:8). Berjaga-jaga bukan saja dalam arti menanti (kedatangan), tetapi juga mengantisipasi adanya bahaya, khususnya untuk menghadapi beragam persoalan dan dosa, misalnya pertikaian (1:10-3:23), percabulan (6:12-20), penyembahan berhala (8:1-10:33), diskriminasi sosial (11:17-34), yang semuanya ini dapat melemahkan iman kita.
Kedua, kita harus berdiri teguh (Yun: stēkō) dalam iman, Masih melanjutkan metafora pertempuran; menunjuk kepada keberanian diri dan tetap bertahan pada posisi di depan musuh, tidak mundur apalagi menjadi pengecut dengan melarikan diri (Flp 1:27-28).
Apa artinya “dalam iman” (Yun: en tē pistei) di sini? iman di sini bukan merujuk pada “perasaan” yakin, melainkan pada “isi iman”. Dengan kata lain, iman di sini identik dengan ajaran Injil. Khusunya pengajaran tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (1Kor: 15:3-4; 2 Korintus 1:24; 2Tes. 2:15). Kita harus berdiri teguh pada kebenaran, terutama Injil Kristus. Beragam ajaran sesat dan pandangan duniawi akan terus datang menyerang, tetapi mereka harus kokoh di dalam iman yang benar. Itu adalah pondasinya. Dengan demikian, memiliki iman yang benar adalah lebih penting daripada memiliki iman yang besar.
 Ketiga kita harus menjadi pribadi yang berani dan kuat. Kata ini diterjemahan dengan kata “bersikap seperti laki-laki” (Yun: andrizomai).  Yang dimaksudkan adalah bersikap seperti laki-laki dewasa dan bukan sekedar sebagai “laki-laki” atau “sikap kekanak-kanakan”.
Sikap berani  dan kuat (Yun; krataioō/ischyō) selalu dikaitkan hal ini menunjukkan bahwa keduanya tidak boleh dipisahkan. Keduanya sudah menjadi semacam ungkapan untuk menghadapi tantangan besar apapun yang ada di depan. Bagi kita, nasihat untuk menjadi berani dan kuat sangat relevan, karena sikap kurang berani untuk melawan pandangan duniawi yang mulai mempengaruhi komunitas orang-orang percaya (1Kor 3:1-3; 5:1-13). Ironisnya, justru orang percaya sekarang beraninya melawan sesama orang percaya. Saling  berselisih satu dengan yang lain (1Kor 1:10-13), bahkan sampai kejalur hukum (1Kor 6:1-11). Dengan kata lain, mereka telah menggunakan keberanian mereka secara keliru, hanya jago kandang yang suka bertengkar.
Ke empat haruslah saling mengasihi satu dengan yang lain. Kita seharusnya aktif dalam mengasihi sesama dibandingkan dengan mengejar karunia roh yang sekedar membangun diri sendiri, sedangkan kasih justru dapat membangun sesama. Kasih merupakan elemen penting dalam kehidupan komunitas. Dengan kasih, akan dapat menyikapi perbedaan pendapat dengan baik, sehingga tidak terjadi pertikaian. Dengan kasih akan mendahulukan kepentingan orang lain dan akan mengupayakan hal-hal yang dapat membangun orang lain. Tidak ada superhero dalam hidup ini maka setiap orang membutuhkan kehadiran satu dengan yang lain.
Tuhan Yesus Memberkati.


Pesan Pastoral:  2 Juni 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal.  Usaha dengan kekuatan sendiri menjalani kehidupan dunia yang gelap adalah sebuah kebodohan, karena sebenarnya ALLAH telah menyediakan kekuatan yang menyertai kita untuk hidup yang baik dengan ROH Kudus.

Winner Voice
Seorang pengecut tidak sadar bahwa selangkah bersama Tuhan dapat menghasilkan kemenangan.


   Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
  Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!  Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! (1Korintus 16:13-14)
1.      Aku mau berjaga-jaga dan berdiri teguh dalam iman untuk menjadi pemenang dalam hidup ini bersama Tuhan.
2.      Aku akan bersikap berani dan kuat untuk menghadapi tantangan hidup karena Tuhan besertaku senantiasa.
3.      Dalam segala hal aku akan melakukan pekerjaanku dalam kasih, aku percaya bahwa bukan aku saja yang menang tapi juga semua orang yang bersamaku. Amin

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...