Iman Membangun Persekutuan Abadi (1Korintus 15:58)
Salah satu hakikat dan eksistensi gereja adalah
panggilan untuk membangun persekutuan (koinonia), yang tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu, dan bukan sekedar pertemuan dengan saudara seiman saja. Tapi
sebuah persekutuan yang intim dengan Tuhan dalam dimensi kekekalan.
Orang Kristen harus memegang kebenaran Firman tentang kebangkitan
dan hidup dalam hubungannya dengan aspek persekutuan kekal dengan Tuhan, yaitu;
Pertama, bahwa orang mati dalam Tuhan akan dibangkitkan dalam keadaan tidak
binasa dan telah diubahkan (1Kor 15:51-53). Nabi-nabi Perjanjian Lama seringkali
memiliki bayangan tentang terompet, yang digunakan untuk mengumpulkan umat
untuk perang; di sini merujuk kepada kumpulan umat Allah pada zaman akhir (Yes
27:13). Khotbah Yesus juga berbicara tentang akhir zaman dan kebangkitan orang
percaya (Mat 24:31). Kedua, peristiwa kebangkitan merupakan penggenapan firman
Tuhan (Hos 13:14;Yes 25:8) bahwa maut telah dilenyapkan oleh kebangkitan Yesus
Kristus (1Kor 15:54-56).
Persekutuan kekal memberikan kepada kita tantangan
iman yang setidaknya dalam dua hal penting; yaitu bahwa umat yang gigih
mempertahankan persekutuan dengan Tuhan tidak akan sia-sia. Selanjutnya bahwa persekutuan dengan Tuhan harus dipertahankan
dan dipelihara agar tidak goyah dan tetap berdiri teguh (1Kor 15:57-58). Ada 4
sikap untuk membangun persekutuan yang hidup dalam Tuhan yang kuat yaitu:
1. Memiliki komitment dalam persekutuan:
berdirilah TEGUH (Yun: ἑδραῖοι / hedraios). Artinya adalah tetap berada
dalam satu posisi terus menerus, tetap berada dalam satu posisi yang tenang, tetap
berada dalam satu posisi yang setia, tetap berada dalam satu posisi yang tabah.
2. Memiliki Konsistensi dalam persekutuan: JANGAN GOYAH ... (yun; ἀμετακίνητοι /
metakinetos). Artinya adalah tidak dapat digerakkan, teguh, tidak bergeser
3. Memiliki Spirit atau semangat yang kuat dalam
persekutuan: GIATLAH selalu (Yun; περισσεύοντες / perisseuo). Artinya
adalah sangat berlimpah dalam kualitas dan kuantitas, maksudnya supaya terus mengarahkan
diri untuk tetap bersemangat.
4. Memiliki etos
kerja dalam pelayanan Tuhan: JERIH PAYAH (Yun: κόπος / kopos). Artinya adalah bekerja keras / “membanting
tulang”, bekerja sampai kelelahan dan keletihan, bekerja sampai
susah payah.
Pada hakikatnya ke empat hal di atas akan membuahkan
hasil yang signifikan dan berkualitas dalam membangun dimensi persekutuan
(koinonia) dalam hidup yaitu; membawa hidup dalam Pembaharuan, Perdamaian dan Pemberdayaan dalam gereja atau
masyarakat secara umum. Tuhan menjanjikan bahwa orang-orang yang
hidup dalam panggilan pelayanan Tuhan tidak akan “sia-sia”. Panggilan hidup
dalam persekutuan pada dasarnya memiliki dimensi eskatologis, yakni berkat
Tuhan yang tidak berkesudahan (abadi). Jika persekutuan umat telah terbangun
dalam relasi sosial yang baik maka akan terbangun juga kehidupan umat yang
hidup damai dan sejahtera.
Akhir-akhir ini banyak orang
Kristen yang mulai goyah imannya dan tidak lagi giat melayani Tuhan:
ibadah kendor, berdoa kendor, pelayanan kendor dan sebagainya karena kenyamanann
hidup atau sebaliknya karena masalah atau penderitaan yang dialaminya.
Namun justru ketika berada dalam ujian seharusnya kita makin melekat kepada
Tuhan Yesus sebagai pokok anggur, sebab di luar Dia kita tidak dapat berbuat
apa-apa (Yoh 15:5). Mari kita koreksi kehidupan kita, apakah kita
sudah melenceng dari kehendak Tuhan? Mari kita perbarui komitmen kita.
Bila kita teguh dalam melakukan kehendak Tuhan, Dia akan mempercayakan perkara-perkara besar kepada kita, meskipun itu harus dimulai dari perkara kecil dahulu.
Bila kita teguh dalam melakukan kehendak Tuhan, Dia akan mempercayakan perkara-perkara besar kepada kita, meskipun itu harus dimulai dari perkara kecil dahulu.
Dalam melayani Tuhan jangan pernah mengeluh,
bersungut-sungut, apalagi sampai hitung-hitungan untung-rugi. Meski
diperhadapkan dengan banyak ujian kita harus tetap memiliki roh yang menyala-nyala bagi
Tuhan. (Fil 1:21-22). Apa pun yang kita perbuat saat ini janganlah untuk
menyenangkan hati manusia, namun untuk menyenangkan hati Tuhan. Maka kita
akan kuat membangun persekutuan abadi dengan Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral: 30 Juni 2019
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam segala hal. Marilah kita
mengerjakan apapun dengan motivasi untuk membangun persekutuan yang baik dengan
Allah sehingga nilai yang kita kejar adalah kekekalan semata.
Winner Voice
Orang yang
beriman tahu nilai kekekalan tidak dapat ditawar dengan apapun juga.
Pengakuan Iman
Pembacaan
Firman:
Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
(1Korintus 15:58)
1. Aku akan berdirilah
teguh dalam iman, tidak goyah, dan
selalu giat dalam pekerjaan Tuhan.
2. Aku tahu dan sadar
bahwa persekutuan dengan Tuhan jerih payahku tidak akan sia-sia
3. Semua
yang aku perbuat hanya untuk
menyenangkan hati Tuhan, agar terjaga persekutuan kekal dalam diriku. Amin.