Roma 6:19;
1Yoh 3:22
Benar atau tulus adalah
terjemahan dari bahasa Yunani “dikaios” (Ibr: yaster) yang berarti lurus. Dalam
perjanjian lamaa kata ii tidak hanya berarti kepatuhan kepada perintah-perintah,
tetapi menunjukkan bahwa seseorang benar di hadapan Alah, baik dalam hati
maupun dalam perbuatan. Dalam perjanjian Lama ini Allah mencari kebenaran yang
datangnya dari dasar hati, berdasarkan iman yang benar kepada Allah serta kasih
dan takut akan Allah. (Ul 4:10, 29;
5:29).
Contoh dari keadaan
hati yang semacam ini adalah orang tua Yohanes Pembabtis yang hidu menurut
segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. (Luk 1:6). Contoh
yang kedua adalah Simeon yang menunjukkan sifat khas yang sama di dalam
hidupnya yaitu ketulusan hati. (Yoh 2:25).
Orang yang benar bukan
artinya orang yang sempurna. Ketika dosa memasuki kehidupan ini, kita
memperoleh pengampunan dengan jalan mempersembahkan diri sebagai korban kepada
Allah dalam suatu sikap pertobatan yang tulus dan dengan iman. (Maz 32:2).
Allah ingin menunjukkan
kasih-Nya dengan memperlakukan orang
berdosa yang sungguh-sungguh bertobat sebagai orang benar, bukan karena
kebenaran itu telah diterima melalaui perbuatan baik, tetapi sebaliknya
diterima sebagai karunia ketika kita mau mengakui dosa dan percaya kepada
Tuhan. (Maz 32:5). Ditegaskan kembali oleh rasul Paulus bahwa iman seseorang
diperhitungkan sebagai kebenaran meliputi pengampunan dosa dan pendamaian
dengan Allah. Hal ini adalah kasih karunia yang didasarkan pada kemurahan
Allah, yang dimungkinkan melalui kematian Kristus di kayu salib. (2Kor 5:19,21)
Yang perlu dipahami
adalah bahwa Alkitab tidak sama sekali menyatakan bahwa Kristus telah
benar-benar menjadi seorang “berdosa” sebab Yesus Kristus tetap menjadi Anak
Domba Allah yang tidak bercela. Tetapi Kristus telah mengambil dosa kita atas
diri-Nya sendiri dan Allah Bapa menjadikan-Nya sasaran hukuman Allah Bapa
ketika Kristus menjadi korban karena dosa kita di atas kayu salib (Yes 53:10).
Pada waktu mengambil alih hukuman kita itu, Yesus Kristus telah memungkinkan
Allah secara adil mengampuni kita orang berdosa tetapi yang telah percaya oleh
karena iman kepada Yesus Kristus. (Yes 53:5; Rom 3:24-25).
Kebenaran Allah dalam
tindakan penebusan - Nya atas dosa kita melalui korban Yesus Kristus dikerjakan
secara yang adil (Roma 3:26), hal tersebut memberikan dampak pemulihan hubungan
Allah dengan kita serta membebaskan kita
orang percaya dari kuasa kejahatan. Kebenaran Allah ini tetaplah relevan dan
berlaku hingga saat ini karena Injil belum berakhir dan kuasa Allah untuk
menyelamatkan dan mendapingi orang percaya tetap akan dikerjakan-Nya hingga
akhir Jaman. Hal kedua adalah kebenaran Allah ini datang kepada kita melalui iman
kepada Yesus Kristus.
Berdasarkan uraian
diatas maka setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah milik Allah,
dan Allah dalam kebenaran-Nya secara adil memperlakukan kita akan tetap
menuntut kebenaran-Nya terpelihara dalam hidup setiap orang percaya. (Roma
3:21). Jika oleh karena dosa kita menjadi hamba dosa maka karena penebusan-Nya
di kayu salib maka kita selayaknya sekarang menjadi hamba kebenaran yang taat
melakukan kebenaran.
Kebenaran ini tidak
hanya muncul sebagai perbuatan semata, tetapi Allah akan menuntutnya sampai muncul dari dasar hati. Ketulusan hati untuk menjadi hamba kebenaran
harus di awali dari ketulusan hati untuk menuruti segala perintah-Nya. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati
Pesan Pastoral : 2 Juni 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR”
(Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang
terbaik kepada Tuhan.
Jemaat Tuhan marilah
kita tingkatkan terus kedewasaan rohani ini dengan sadar bahwa sebenarnya kita
harus menjadi hamba kebenaran yang dengan tulus hati memberi diri mengerjakan kebenaran dan
membuang jauh hal-hal yang membuat pertobatan kita ternoda kembali oleh dosa.
God bless you all
Winner Voice
Memilih menjadi hamba
kebenaran adalah tindakan penghormatan atas semua yang Tuhan telah perbuat bagi
kita.
No comments:
Post a Comment