Thursday, January 10, 2013

PERSEKUTUAN KASIH DENGAN ALLAH

Matius 22:37-38

Allah ingin dan telah mengambil inisiatif untuk membawa kita kepada persekutuan kasih yang intim dengan-Nya. Hal ini karena manusia tidak mungkin dapat dengan usahanya sendiri menjangkau Allah. Karena itu Allah membuatnya supaya kita dapat bersekutu dalam kasih-Nya, dan inilah seharusnya yang menjadi tujuan hidup kita. Orang-orang Kristen pasti akan mengejar pengenalan pribadi serta menyembah Allah dan mengasihi-Nya secara tulus.
Jika kita memang rindu Allah menyatakan diri – Nya maka kita harus mengasihi-Nya, dan hal ini membutuhkan usaha yang keras karena tidak mudah untuk menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah.
Di kehidupan ini, segala sesuatu bergantung pada kasih kita pada Allah. Bahkan saat menghadapi persoalan hidup yang berat dan kita rasanya tidak lagi sanggup menghadapi, maka penting rasanya ada pihak yang dapat menjadi tempat kita menggantungkan harapan, yaitu pihak yang dapat menjadi pembela saat tantangan kehidupan semakin sukar untuk dikendalikan. Disinilah peran Allah sangat besar untuk mengubah keadaan yang buruk menjadi kebaikkan (Roma 8:37-39). Dalam persekutuan kasih inilah Allah hendak menyatakan dirinya dan kita mengalami kuasa-Nya yang mengubahkan keadaan kita. (Yoh 14:21).
Persekutuan kasih kita dengan Allah yang patut di pahami yaitu: bahwa Allah mengasihi kita dengan kasih yang abadi sehingga kita juga dituntut untuk memberikan kasih secara abadi. (Ulangan 30:6), tidak bisa kita membangun persekutuan kasih dengan Allah hanya untuk sementara saja dengan alasan : karena kita membutuhkan pertolongan-Nya saja, tetapi kita harus sadar bahwa kita berhubungan dengan pribadi-Nya dan bukan hanya kuasa-Nya saja. Bila kita dapat membangun persekutuan kasih dengan Allah secara abadi, sebenarnya demikian pula Allah sudah mengasihi kita dengan kasih yang abadi (Yer 31:3) dan Allah yang telah memanggil serta memilih kita dari antara banyak bangsa ini sebenarnya telah menyediakan kemuliaan kekal pula. (1 Petrus 5:10).
Hal lain yang patut kita pahami dalam membangun persekutuan kasih dengan Allah adalah bahwa Allah tidak ingin diduakan. Allah tidak ingin ada yang menandinginya, sehingga tidak boleh ada satupun “ilah” lain di hadapan Allah. (Matius 6:24)
Sekalipun saat ini tidak lagi ada orang yang secara terang-terangan menyembah ilah, tetapi tanpa disadari banyak orang telah memiliki banyak ilah, karena segala sesuatu yang dianggap lebih penting, lebih berkuasa dan lebih banyak mengambil bagian penting dalam hati kita maka itu dapat disebut dengan ilah akhir jaman. Hal ini bisa ditampakkan dengan hobby yang lebih penting dari ibadah, pekerjaan yang lebih penting dari pada keluarga, penampilan yang lebih penting dari pada hati nurani dll.
Sebaiknya hal ini dipahami; bahwa berkat yang telah Allah berikan tidak boleh menggeser keberadaan-Nya dalam hati kita (Ulangan 6:11-15) atau sebaliknya bahwa kekuatiran dan ketakutan kita juga tidak boleh menggeser keberadaan Allah dalam hati kita. Jadi apapun yang terjadi dalam hidup ini suka atau duka, kaya atau miskin dsb, maka semuanya itu tidak boleh membuat kita menjauh dari persekutuan kasih kita dengan Allah. Amin
Tuhan Yesus Memberkati.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...