Roma 6:1
Dosa pada dasarnya
adalah sifat mementingkan diri sendiri, yaitu menginginkan sesuatu apapun itu
untuk kesenangan diri sendiri tanpa menghiraukan kesejahteraan orang lain
bahkan melanggar perintah Allah.
Betapa bahaya bila kita
tidak memiliki hati nurani yang murni, karena bisa saja ikatan dosa mengubah
kita dengan cepat. Dosa dapat mengubah kita yang penuh kasih menjadi orang yang
memiliki sikap hati kejam kepada orang lain bahkan kepada orang-orang terdekat,
bahkan dosa dapat menjadikan kita seorang pemberontak terhadap Allah dan
Firman-Nya (Roma 1:18-25; 8:7).
Dosa dapat mengubah
kita, yaitu dari seorang yang mengasihi Tuhan dan sesama menjadi seorang yang
mementingkan diri sendiri dan memberontak kepada Allah (Ef 2:2; 5:6).
Pemberontakan kepada
Allah membawa akibat besar yaitu bahwa dosa membuat seseorang menjadi seteru
(musuh) Allah (Roma 5:10; Kol 1:21). Orang yang masih hidup dalam dosa dan
tanpa Kristus dalam hatinya pasti dikuasai oleh “penguasa kerajaan angkasa” yaitu
iblis. Iblis akan membutakan seseorang dari kebenaran yang membuatnya tidak
dapat menerima dan mengerti kebenaran Allah. (2Kor 4:3-4; Tit 2:11-14) sehingga
diperbudak oleh dosa dan dorongan tabiat untuk berdosa (Luk 4:18). Dan bila rohani
orang yang tidak diperbaharui maka orang yang berdosa pasti terlepas dari kasih
karunia Allah yang tentu saja membuatnya akan masuk ke neraka kekal.
Dahulu memang kita
seteru Allah tetapi oleh iman percaya
kepada Kristus kita telah diampuni-Nya dan hubungan kita telah diperbaharui
sehingga kita dapat berdoa kepada Allah dengan leluasa serta memperoleh
keselamatan. (Roma 3:21-26; 4:5-9).
Yang kedua adalah bahwa
dosa dapat mengubah kita dengan kerusakan moral yaitu; menjadi seorang yang
menentang semua kemauan yang lebih baik. Dosa menyebabkan kita senang melakukan
ketidakadilan dan juga menyenangi tindakan jahat orang lain. (Roma 1:21-32; Kej
6:5). Tuntutan ini terlebih lagi bagi para pemimpin Kristen karena kebejatan
moral memberikan pengaruh yang luas kepada semua orang, yaitu bahwa para
pemimpin harus menjadi teladan yang baik, tidak boleh sombong dan mencari
kehormatan diri sendiri (Roma 1:21, 22, 25), dalam posisi inilah seseorang
sangat terbuka hidupnya untuk kecemaran seksual dan nafsu yang memalukan (Roma
1:24,26; 2Pet 2:2, 15).
Orang yang hidup dalam
dosa semacam ini mungkin saja tetap meneruskan nafsu yang memalukan, sambil
membenarkan perbuatan mereka sebagai kelemahan manusiawi. Sementara itu menyakinkan
diri sendiri bahwa mereka masih bersekutu dengan Allah dan tetap memiliki
keselamatan; ini salah besar !. Orang yang berdosa terus menerus membutakan
dirinya sendiri terhadap peringatan Alkitab bahwa “tidak ada orang sundal,
orang cemar atau orang serakah yang mendapatkan
bagian di dalam kerajaan Allah (Ef 5:5).
Kita harus bertobat dan
berbalik, dengan pertolongan Roh Kudus pasti bisa !, Karena bila tidak mau
bertobat maka orang berdosa akan diserahkan kepada pikiran-pikiran yang terkutuk
( Roma 1:28), karena dosa merupakan kuasa yang memperbudak dan merusak (Gal
3:22).
Perlu diingat bahwa
semua itu bermula dari hati karena dosa berakar dari keinginan manusia (Yak
1:14; 4:1-2; 1Pet 2:11). Milikilah hati nurani yang murni sehingga kita dapat
mengendalikan semua keinginan, jangan membiarkan semua itu liar sehingga
mengubah kekudusan yang telah kita terima dari Tuhan Yesus dan kepribadian kita
yang baik.
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral : 11 Agustus 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani.
Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu
memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Karena kasih karunia
Tuhan Yesus kita memperoleh keselamatan kekal, bukankah kita menghormatinya
dengan mengendalikan diri sedemikian rupa agar dosa tidak menguasai kita dan
mengubah hati nurani yang telah dimurnikan-Nya.
Winner Voice
Kendalikan keinginan
menjaga hati nurani tetap murni.