Wednesday, November 14, 2012

JERAT MATERI
(Lukas 8:14)

Ada pandangan secara umum dari sejak jaman Tuhan Yesus pada orang Yahudi hingga saat ini juga terjadi di sebagian orang Kristen yaitu bahwa menjadi kaya merupakan tanda dari anugerah Allah dan kalau miskin merupakan tanda dari ketidaksetiaan sehingga dihukum dan Alah tidak berkenan memberikan anugerah-Nya. Pandangan ini terkadang dapat terjadi dalam sejarah gereja Kristen tetapi pandangan ini jelas salah dan ditentang oleh Tuhan Yesus sendiri (Lukas 6:20, 16:13; 18:24-25).
Tapi kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus harus tetap waspada agar kemiskinan tidak membuat kita kuatir atau sebaliknya kekayaan dunia membuat pikiran kita “keenakkan” sampai kehidupan rohani mundur bahkan mati. Semak duri dalam firman diatas dapat secara perlahan namun pasti menghimpit Firman Tuhan dari kehidupan kita.
Pada akhir jaman ini sudah banyak orang yang terjebak kedalam jerat materi. Karena bila seseorang harus bekerja dan terus bekerja sampai batas maksimum tubuh dan akhirnya kelelahan dan menghabiskan sisa harinya dalam tidur agar besok dapat bekerja lebih keras lagi, sehingga tidak ada waktu lagi untuk bersekutu dengan Tuhan sebagai sumber berkat, inilah jerat materi. Bagi orang yang miskin (Yun: Ptochos) maka banyak dipaksa kerja oleh karena perut yang lapar (Amsal 16:26), bahkan tidak jarang orang miskin tidak lagi peduli dengan makanan karena dalam pikiran mereka telah dipenuhi oleh kekuatiran untuk membayar hutang yang besar, inilah jerat materi.
Demikian pula dengan orang kaya yang tidak pernah merasa cukup, terus mengejar kekayaan sampai batas maksimum tubuhnya, tidak peduli lagi pada waktu; pagi, siang dan malam sudah tidak ada bedanya karena yang ada dalam pikirian mereka hanyalah mengejar harta dan menumpuknya dalam lumbung yang fana dan tidak menjadi kaya di hadapan Tuhan (Lukas 12:16-21). Ini jerat materi.
Materi tetaplah penting karena dengan materi kita dapat melayani TUHAN dengan lebih baik, tetapi janganlah karena materi kita justru kehilangan harta rohani yang jauh lebih bernilai. Bagi orang kaya justru ada lebih banyak tuntutan untuk membantu saudara-saudara seiman yang kekuarangan (2Kor 8:2-3). Hal ini merupakan tantangan apakah kita memiliki hati yang lebih condong kepada materi atau tetap kepada Tuhan asal semua berkat yang kita terima. Kita patut melayani TUHAN dengan pemberian menurut kerelaan.
Orang Kristen hendaknya merasa puas dengan kebutuhan pokok, yaitu pangan, sandang dan papan. (1Timotius 6:8) Jika kebutuhan keuangan khusus timbul, kita harus berharap kepada Alah untuk menyediakan (Maz 50:15), dan tetaplah bekerja keras (2Tes 3:7-8). Secara prinsip janganlah kita terlalu berhasrat menjadi kaya sehingga keinginan ini memenuhi seluruh ruangan hati, akibatnya Yesus yang seharusnya ada dalam hati terdesak oleh materi. (1Tim 6:9-10).
Allah ingin menarik kita pada posisi rohani yang lebih tinggi sehingga kita memahami ada yang jauh lebih bernilai dan penting, Yaitu buah roh; kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikkan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Gal 5:22). Sebut saja salah satu maka itu hal itu jauh lebih bernilai dari materi berapapun. Bila kita harus menghasilkan buah roh, maka kita harus memastikan bahwa hati kita adalah seperti tanah yang subur untuk menerima benih Firman TUHAN, memelihara iman kita dalam doa dan pengharapan, serta menjadi pelaku kebenaran dengan memelihara kasih persaudaraan, saling memperhatikan dan membantu yang dalam kekuarangan.
Tuhan Yesus Memberkati.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...