1 Korintus 13:11-12
Tanpa terkecuali kita
semua harus bertumbuh menjadi dewasa, baik secara jasmani maupun secara rohani.
Sifat kanak-kanak adalah sesuatu yang belum sempurna dan tidak dapat dijadikan
sebagai patokkan, panduan atau suatu yang dapat dipertangungjawabkan. Karena
itu kita harus meninggalkan sifat kekanak-kanakan dan menjadi lebih dewasa
seiring dengan berjalannya waktu.
Kita perlu kedewasaan
pribadi karena dalam kedewasaan kita dalam menunjukkan kepedulian hidup kepada
semua orang, dan dalam kemandirian inilah kasih kita semakin maksimal. Ada
beberapa hal yang menjadi pokok pikiran dalam mewujudkan kedewasaan secara
rohani yaitu:
Yang pertama,
kedewasaan tampak dari bagaimana seseorang menguasai perkataannya, karena itu
penting untuk memikirkan bagaimana seharusnya berkata-kata, karena baiklah kita
mempunyai perkataan yang kudus (Zef 3:9).
Seorang yang dewasa
tidak suka kepada gossip, mereka akan membatasi dirinya dengan perkataan yang
sia-sia yang dapat menyakitkan orang lain. Orang yang bersih perkataannya
adalah orang yang bebas dari sumpah serapah (Maz 10:7). Sumpah serapah tidak
diperlukan sebab orang yang bersih perkataannya akan berkata berdasarkan fakta
kebenaran (Ams 13:3), sehingga perkataannya bebas dari tipuan dan dusta (Maz
109:2).
Kedua adalah bagaimana
berfikir secara dewasa yaitu berfikir seperti Tuhan Yesus berfikir (1Kor 2:16).
Marilah kita berfikir secara positif (Fil 4:8) yaitu memikirkan semua yang
benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis,
semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Pola
berfikir kita haruslah luas (1Raj 4:9) sehingga dapat menimbang persoalan
dengan lebih bijaksana.
Yang terakhir untuk
menjadi dewasa adalah merasakan kedewasaan
dan bukan sekedar imajinasi atau keinginan semata. Membutuhkan perjuangan untuk
memiliki perasaan yang terdapat didalam Tuhan Yesus Kristus (Filipi 2:5).
Dibutuhkan kebersamaan dengan semua
orang percaya untuk seia sekata dan seperasaan dalam mengasihi
saudara-saudara. Ciptakan pribadi kita sebagai seorang penyayang yang rendah hati. Jangan
sampai oleh karena derma yang kita berikan justru membuah orang lain kehilangan
harga dirinya, misalkan dengan atraktif kita menyumbangkan sebagian harta tapi
dengan mempertontonkannya kepada kalayak ramai.
Kita harus dapat
merasakan beban orang lain (Ibrani 4:15) sehingga dengan sepenuh hati bersedia
menolong orang yang membutuhkan pertolongan, tetapi kita juga harus dapat
menjaga perasaan orang yang hendak kita tolong, jangan sampai membuat mereka
menjadi rendah diri karena dianggap tidak mampu, cacat atau miskin, dan
janganlah kita memandang rendah saudara-saudara yang lemah dalam kelemahan
mereka tetapi kita harus dapat memberikan pertolongan dengan tulus dan berharap
hanya BAPA di Sorga saja yang melihat perbuatan baik kita.
Marilah kita terus
berusaha bertumbuh dalam rohani yang dewasa di dalam TUHAN.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment