Monday, November 25, 2013

PASANGAN SEIMBANG

2 Korintus 6:14-16

Alkitab memberikan pandangan bahwa umat manusia pada akhirnya digolongkan dalam dua kelompok, yaitu: mereka yang ada dalam Kristus dan mereka yang tidak dalam Kristus. Orang yang tidak didalam Kristus adalah manusia duniawi yaitu manusia biasa yang tidak rohani (Yun: psuchikos). manusia duniawi semata-mata diperintahkan oleh naluri alamiahnya (2Pet 2:12), tidak memiliki Roh Kudus (Roma 8:9), berada di bawah kuasa iblis (Kis 26:18) dan diperbudak oleh kedagingan dan hawa nafsu (Ef 2:3). Manusia duniawi adalah manusia milik dunia, bersahabat dengannya (Yak 4:4) dan menolak hal-hal yang  berasal dari Roh (1Kor 2:14). Orang yang tidak rohani ini tidak mampu mengenal Allah dan memahami caraNya, tetapi sebaliknya bersandar kepada nalar dan emosi manusiawi.
Bagi kita yang di dalam Kristus adalah manusia rohani (Yun: Pneumatikos) yaitu manusia yang memiliki Roh Kudus di dalam dirinya.  Manusia rohani akan berfikir secara rohani yang mengambil tindakan dengan memikirkan apa yang menjadi kehendak Allah (1Kor 2:11-13) dan hidup oleh Roh Kudus (Roma 8:4-17; Gal 5:16-26). Manusia rohani otomatis berusaha untuk mengikuti pimpinan Roh Kudus yang memampukannya melawan keinginan hawa nafsu dan kuasa dosa (Roma 813-14).
Karena itu orang percaya jangan berhubungan secara sukarela atau beruhubungan intim dengan orang tidak percaya, sebab hubungan semacam ini akan merusakkan kerohanian kita dengan terhadap Kristus. Ini meliputi kemitraan dalam dunia usaha, golongan rahasia, kencan, dan pernikahan. Hubungan orang Kristen orang tidak percaya harusnya sejauh yang diperlukan dalam kaitan dengan keberadaan bernegara, sosial, ekonomi dan atau untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada orang yang belum percaya.
Alkitab memberikan sebuah argumentasi yang kuat bahwa orang percaya yang sudah lahir baru adalah sebuah Bait Allah tempat Roh Kudus tinggal (Yoh 14:23; 1Kor 6:19) tidak dapat dirasuk oleh roh jahat dan selalu berseberangan. Alkitab juga memberitahukan kita orang percaya tidak boleh bersentuhan dengan berhala dalam bentuk apapun karena berhala pada prinsipnya adalah represintasi dari roh jahat. (Ul 32:17; 1Kor 10:20-21). Karena itu dalam Perjanjian Lama bentuk kenajisan yang paling berat adalah saat mendirikan patung berhala di dalam Bait Allah sendiri (2Raj 21:7, 11-14). Begitu pula kita tidak boleh menajiskan tubuh kita yang merupakan tempat kediaman Roh Kudus itu dengan cara mengijinkan roh-roh jahat masuk kedalamannya termasuk di dalamnya adalah melalui pernikahan (Luk 10:19; 2Tim 2:25-26; 1Yoh 4:4; 5:18).
Dibutuhkan pertobatan yang sesungguhnya agar mengalami kelahiran baru melalui roh kudus, karena terkadang pertobatan menuntut pengusiran roh jahat dari orang yang dengan tulus ingin mengikuti Kristusm tetapi sedang mengalami masalah dengan dosa tertentu. Sebelum kuasa dan benteng roh jahat itu dihancurkan maka orang duniawi tidka dapat mengalami keselamatan sepenuhnya sehingga menjadi “bait Allah yang hidup” (Mat 12:28-29). Prinsipnya adalah bahwa bagi yang belum menikah janganlah mencoba untuk dekat secara intim dengan orang yang di luar Kristus atau manusia duniawi. Tetapi bagi yang sudah terlanjur menikah perlu pertobatan yang tulus sehingga dengan kehidupan yang benar di dalam Kristus kita berharap ada pertobatan pula terhadap pasangan, sehingga hal ini menciptakan suatu hubungan yang seimbang sesama orang yang percaya.
TUHAN YESUS MEMBERKATI.

Pesan Pastoral : 24 Nofember 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Menyempurnakan kekudusan menuntut kita memiliki hubungan yang tepat dengan orang-orang disekitar kita karena pergaulan buruk akan merusakan kebiasaan baik.

Winner Voice
Roh jahat tidak dapat hidup berdampingan dengan Roh Kudus dalam diri orang percaya yang sejati.

KUDUSLAH SEBAB ALLAH KUDUS



1Petrus 15-16

Alasan untuk hidup kudus adalah karena Allah itu kudus, sehingga standar kekudusan harus di fokuskan pada perkenan Tuhan. Walaupun standarnya tinggi bukan artinya hidup dalam kekudusan harus meninggalkan keluarga, komunitas, dunia pekerjaan atau masyarakat dan tinggal menyendiri di suatu tempat yang sunyi. Bukan karena tidak adanya kesempatan untuk melakukan dosa, berarti tidak dapat berdosa. (Mat 23:28) Dosa jauh lebih berperan dalam diri dan bukan yang diluar diri secara lahiriah, demikian pula bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang. (Mat 15:11,18,20)
Alkitab memerintahkan kita setia hidup dalam kekudusan. Sejak dulu hal ini sukar terlebih pada masa sekarang, dimana dunia terus menawarkan segala sesuatu yang bisa merusak kekudusan kita dalam berbagai bentuk keinginan daging. (Gal 5:19-21)  
Sebagian besar orang ingin tetap  mendapat kasih karunia Tuhan sepanjang hidupnya tetapi menolak untuk menjaga kekudusan. Hal ini berhubungan dengan nafsu yang tidak terkendali, dan sebagian lagi ada yang tidak menjaga mulut dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, umpatan, cacian, gosip atau makian. (Roma 3:11-14)  
Terang dan gelap tidak akan pernah bisa bersatu. (2Kor 6:14-15) Jangan berharap  mendapatkan kasih karunia Tuhan sementara masih menginginkan hidup dalam dosa. Allah tidak akan dapat dipermainkan. (Gal 6:7)
Alkitab banyak berbicara mengenai pentingnya menjaga kekudusan. (1 Pet 1:14-16 Bdn Im 19:2). Seperti halnya Tuhan yang kudus, kita pun seharusnya hidup kudus. Segala dosa yang kita lakukan akan menjauhkan atau memisahkan kita dari Tuhan.
Bagaimana caranya agar bisa hidup kudus?
1.      Berpegang pada FirmanNya dan menghidupi FirmanNya secara nyata, itu akan membawa kita kepada sebuah kehidupan yang kudus yang berkenan bagiNya  (Ul 28:9).
2.      Melakukan tepat seperti apa yang Tuhan katakan. Paulus mengatakan (Gal 5:24).
3.      Tidak terus tunduk pada kedagingan yang dengan selalu mengejar hawa nafsu dan keinginan-keinginan yang salah. (Kol 2:11).
4.      Menanggalkan tubuh yang berdosa dan menyalibkan kedagingan yang menghambat kita untuk bisa terhubung dengan Tuhan. (Ef 4:22; Kol 3:9; Ib 12:1)
5.      Menjadi ciptaan baru dengan menerima Kristus. (2Kor 5:17; Gal 6:15)
Rajin beribadah secara lahiriah seperti, berbuat baik, membantu orang lain, memberikan persepuluhan dan sebagainya akan percuma tanpa komitmen kita menjaga kekudusan. (Roma 12:1). Ibadah sejati adalah mempersembahkan tubuh kita yang telah kudus kepada Tuhan. Menjaga hidup dalam kekudusan adalah mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk mendapatkan kasih karunia Tuhan dan mujizat Tuhan dalam hidup kita.
Marilah kita bersama menjaga kemurnian hati untuk setia hidup dalam kekudusan sampai akhir agar semua yang dijanjikan Tuhan baik di dunia hingga kekekalan kita raih. Allah melihat kesungguhan hati kita untuk hidup dengan menjaga diri dalam kekudusan dan Allah selalu menanti pertobatan kita.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 17 Nofember 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Jemaat Tuhan marilah kita pakai kesempatan selama hidup ini untuk mengejar kekudusan sesuai dengan perkenan Tuhan sehingga hidup ini menjadi berarti hingga kekekalan nanti.

Winner Voice
Jangan mengharapkan terang sementara hidup ingin tetap dalam kegelapan.

Tuesday, November 12, 2013

PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA



2 Korintus 17-18

Dasar dalam hubungan Allah dengan umatnya  menuntut umat Allah untuk memisahkan diri dari yang jahat, yang meliputi dua dimensi yang bersifat negatif dan yang positif, yaitu :
a.       Memisahkan diri secara moral dan rohani dari dosa dan dari segala sesuatu yang bertentangan dengan Yesus Kristus, kebenaran dan Firman Allah.
b.      Mendekatkan diri kepada Allah dalam suatu persekutuan yang akrab melalui penyerahan diri, penyembahan dan  pelayanan.
Konsep pemisahan ini menumbuhkan hubungan di mana Allah menjadi Bapa sorgawi kita yang hidup bersama kita sebagai Allah, dan sebaliknya kita menjadi anak-anak-Nya (2 Kor 6:16-18).
Allah memerintahkan kita sebagai orang percaya untuk memisahkan diri dari :
a.       Sistem dunia yang bejat dan dari tindakkan kompromi yang tidak kudus (Yoh 17:15-18, 2 Tim 3:1-5; Yak 1:27; 4:4).
b.      Orang-orang dalam jemaat yang berbuat dosa dan menolak untuk bertobat. (Mat 18:15-17; 1Kor 5:9-11; 2Tes 3: 6-15).
c.       Jemaat, guru dan kepercayaan palsu yang mengajarkan teologi yang salah dan menyangkal kebenaran Alktiabiah. (Mat 7:15; Roma 16-17; Gal 1:9; Tit 3:9-11; 2 Pet 2:17-22; 1Yoh 4:1; 2 Yoh  10:11; Yud 12-13).
Dan sebagai orang percaya yang semakin dewasa secara rohani kita harus menampakkan sikap pemisahan ini, yaitu dalam hal :
a.       Membenci dosa, ketidakbenaran dan sisitem dunia yang bejat. (Roma 12:9; Ibr 1:9; 1Yoh 2:15).
b.      Melawan pemahaman salah dan doktrin palsu. ( Gal 1:9)
c.       Kasih yang tulus kepada mereka yang darinya kita harus memisahkan diri. (Yoh 3:16; 1Kor 5:5; Gal 6:1; Yud 22)
d.      Takut akan Allah senantiasa sementara kita menyempurnakan kekudusan (2Kor 7:1)
Kita harus menyadari sebagai orang percaya yang semakin dewasa secara rohani tidak menginjinkan kita untuk bertindak secara sembrono lagi, tapi penuh kehati-hatian dan bijaksana sehingga terjaga diri kita dari kecemaran dosa. Sehingga maksud dari pemisahan ini dapat meningkatkan nilai moral rohani yang murni.
Sebagai umat Allah kita dapat bertekun dalam keselamatan kekal ( 1 Tim4:16; Why 2:14-17), iman (1Tim 1:19; 6:10, 20-21) dan kekudusan (Yoh 17:14-21; 2Kor 7:1). Selanjutnya dengan pemisahan diri dari kecemaran dosa kita akan dapat hidup semata bagai Allah sebagai Tuhan dan Bapa kita (Mat 23:37;  2 Kor 6:16-18), dan akhirnya dengan kedewasaan rohani kita siap untuk menginsafkan dunia yang tidak percaya akan kebenaran di dalam Kristus Yesus (Yoh 17: 21; Fil 2:15).
Allah Bapa akan membalas dan mendekati kita dengan perlindungan, berkat dan pemeliharaan-Nya jika kita bersedia untuk memisahkan diri sebagaimana seharusnya. Dana Tuhan berjanji akan bersikap dan bertindak sebagai Bapa yang baik. Allah Bapa akan menjadi penasehat dan pembimbing kita, yang mengasihi dan menghargai kita sebagai anak-anak-Nya sendiri. (2 Kor 6:16-18).
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 10 Nofember 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Masuki demensi yang lebih bernilai sebagai orang percaya yang tidak hanya melihat keuntungan duniawi sehingga mengalahkan moral dan rohani dengan kompromi pada dunia. Tetapi dengan hati nurani yang murni kita bisa meraih yang rohani sekalipun harus menanggung rugi secara duniawi. Yang perlu diingat adalah bahwa Tuhan lah yang memberi berkat.

Winner Voice
Kasih Karunia Tuhan itu lebih dari cukup, tidak perlu kita menambahkan dengan yang jahat untuk merasakan berkat.

MENYEMPURNAKAN KEKUDUSAN



2 Korintus 7:1

Dengan jelas Alkitab berkata bahwa tidak ada orang yang dapat  menerima janji-janji Allah tanpa memiliki kehidupan yang terpisah dan kudus. Hal ini memberitahukan  mengapa ada orang yang telah kehilangan sukacita Kristen (Yoh 17:12-15), jawaban doa (Yoh 15:6; 17) dan rasa kehadiran Allah sebagai BAPA (Yoh 14:21-23). Karena berkompromi dengan dunia dan segala hawa nafsu manusiawi akan membuat kehilangan kehadiran Allah secara pribadi dan otomatis akan membatalkan janji-janji Allah.
Allah menghendaki agar kita tetap mendapatkan janji-janji-Nya tetapi seringkali dosa menghambat kita untuk mendapatkan janji-janji itu, sehingga ketika kita berdosa dan memiliki kecondongan hati kepada duniawi maka perbuatan kita itulah yang telah membatalkan apa yang telah dijanjikan Allah untuk kita bisa nikmati.
Orang Kristen harus memutuskan hubungan sama sekali dengan setiap bentuk kompromi yang tidak saleh dan secara terus-menerus menolak keingingan tubuh untuk berbuat dosa. Kita harus harus mematikan perbuatan yang mengandung dosa, semakin membencinya dan menjauhkan diri dari pada dosa tersebut. (2Kor 7:9-11; Roma 8:12-13; Gal 5:16), yaitu dengna cara :
Pertama, marilah kita menyucikan diri, inilah tuntutan moral sebagai orang Kristen yang secara positif disebutkan dengan maksud agar kita dapat menyempurnakan kekudusan. Menyucikan diri sangat menuntut ketekunan dengan usaha yang kuat untuk mempertahankan kekudusan yang telah diberikan kepada kita oleh pengorbanan ANAK DOMBA ALLAH.
Kedua adalah mengembangkan sikap diri dalam takut akan Tuhan Allah karena inilah dasar yang mengatur kehidupan dalam kekudusan. Pribadi yang berkenan kepada Tuhan akan selalu memiliki sikap mawas diri yaitu dengan menjaga kehidupan yang konsisten dalam tindakan dan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allah.
Ketiga dengan menghormati Allah sebagai Yang Sendiri yaitu Allah Yang Maha Kudus dan yang menuntut kekudusan kepada umat-Nya (1Petrus 1:14-17). Rasa hormat kita harus melebihi rasa kesukaan kita terhadap orang maupun benda, karena bila kita masih menikmati kesenangan duniawi melebihi rasa hormat kita kepada Allah hal ini akan membuka celah iblis mencobai kita untuk berbuat dosa sehingga kembali menciptakan tembok penghalang untuk memiliki hubungan pribadi dengan Allah sebagai BAPA.
Bila kita mengerjakan semua itu dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan, maka kita dapat menikmati pahala yang  tiada bandingannya yaitu menjadi anggota keluarga Allah sendiri (Markus 10:29-30).
Pahala seratus kali lipat yang dijanjikan janganlah ditafsirkan secara harafiah, sebaliknya berkat-berkat dan sukacita yang terkandung dalam hubungan-hubungan yang tercatat dalam Markus 10:30 ini akan dinikmati oleh orang Kristen yang setia berkorban menahan diri dari nafsu duniawi.
Tuhan Yesus memberkati

Pesan Pastoral : 3 Nofember  2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Kita pasti selamat untuk masuk kerajaan sorga seperti yang dijanjikan Allah saat kita percaya kepada pengorbanan Tuhan Yesus Kristus yang menyucikan kita, hanya marilah kita sekarang menyempurnakannya dengan perbuatan yang membuat kekudusan tetap terjaga baik sehingga hal itu membuat Allah lebih berkenan lagi.

Winner Voicce
Menjaga kekudusan dalam tindakan, perkataan dan kehendak memerlukan keteguhan hati.

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...