Tuesday, August 13, 2013

DOSA MENGUBAH KITA



Roma 6:1

Dosa pada dasarnya adalah sifat mementingkan diri sendiri, yaitu menginginkan sesuatu apapun itu untuk kesenangan diri sendiri tanpa menghiraukan kesejahteraan orang lain bahkan melanggar perintah Allah.
Betapa bahaya bila kita tidak memiliki hati nurani yang murni, karena bisa saja ikatan dosa mengubah kita dengan cepat. Dosa dapat mengubah kita yang penuh kasih menjadi orang yang memiliki sikap hati kejam kepada orang lain bahkan kepada orang-orang terdekat, bahkan dosa dapat menjadikan kita seorang pemberontak terhadap Allah dan Firman-Nya (Roma 1:18-25; 8:7).
Dosa dapat mengubah kita, yaitu dari seorang yang mengasihi Tuhan dan sesama menjadi seorang yang mementingkan diri sendiri dan memberontak kepada Allah (Ef 2:2; 5:6).
Pemberontakan kepada Allah membawa akibat besar yaitu bahwa dosa membuat seseorang menjadi seteru (musuh) Allah (Roma 5:10; Kol 1:21). Orang yang masih hidup dalam dosa dan tanpa Kristus dalam hatinya pasti dikuasai oleh “penguasa kerajaan angkasa” yaitu iblis. Iblis akan membutakan seseorang dari kebenaran yang membuatnya tidak dapat menerima dan mengerti kebenaran Allah. (2Kor 4:3-4; Tit 2:11-14) sehingga diperbudak oleh dosa dan dorongan tabiat untuk berdosa (Luk 4:18). Dan bila rohani orang yang tidak diperbaharui maka orang yang berdosa pasti terlepas dari kasih karunia Allah yang tentu saja membuatnya akan masuk ke neraka kekal.
Dahulu memang kita seteru Allah  tetapi oleh iman percaya kepada Kristus kita telah diampuni-Nya dan hubungan kita telah diperbaharui sehingga kita dapat berdoa kepada Allah dengan leluasa serta memperoleh keselamatan. (Roma 3:21-26; 4:5-9). 
Yang kedua adalah bahwa dosa dapat mengubah kita dengan kerusakan moral yaitu; menjadi seorang yang menentang semua kemauan yang lebih baik. Dosa menyebabkan kita senang melakukan ketidakadilan dan juga menyenangi tindakan jahat orang lain. (Roma 1:21-32; Kej 6:5). Tuntutan ini terlebih lagi bagi para pemimpin Kristen karena kebejatan moral memberikan pengaruh yang luas kepada semua orang, yaitu bahwa para pemimpin harus menjadi teladan yang baik, tidak boleh sombong dan mencari kehormatan diri sendiri (Roma 1:21, 22, 25), dalam posisi inilah seseorang sangat terbuka hidupnya untuk kecemaran seksual dan nafsu yang memalukan (Roma 1:24,26; 2Pet 2:2, 15).
Orang yang hidup dalam dosa semacam ini mungkin saja tetap meneruskan nafsu yang memalukan, sambil membenarkan perbuatan mereka sebagai kelemahan manusiawi. Sementara itu menyakinkan diri sendiri bahwa mereka masih bersekutu dengan Allah dan tetap memiliki keselamatan; ini salah besar !. Orang yang berdosa terus menerus membutakan dirinya sendiri terhadap peringatan Alkitab bahwa “tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah yang mendapatkan  bagian di dalam kerajaan Allah (Ef 5:5).
Kita harus bertobat dan berbalik, dengan pertolongan Roh Kudus pasti bisa !, Karena bila tidak mau bertobat maka orang berdosa akan diserahkan kepada pikiran-pikiran yang terkutuk ( Roma 1:28), karena dosa merupakan kuasa yang memperbudak dan merusak (Gal 3:22).
Perlu diingat bahwa semua itu bermula dari hati karena dosa berakar dari keinginan manusia (Yak 1:14; 4:1-2; 1Pet 2:11). Milikilah hati nurani yang murni sehingga kita dapat mengendalikan semua keinginan, jangan membiarkan semua itu liar sehingga mengubah kekudusan yang telah kita terima dari Tuhan Yesus dan kepribadian kita yang baik.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 11 Agustus 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Karena kasih karunia Tuhan Yesus kita memperoleh keselamatan kekal, bukankah kita menghormatinya dengan mengendalikan diri sedemikian rupa agar dosa tidak menguasai kita dan mengubah hati nurani yang telah dimurnikan-Nya.

Winner Voice
Kendalikan keinginan menjaga hati nurani tetap murni.

TUHAN MEMBEBASKAN KITA DARI IKATAN DAN KUASA DOSA



Roma 6:1-11

Firman Tuhan di atas memiliki dasar pemikiran bahwa  kesatuan orang percaya dengan Tuhan Yesus Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya adalah mutlak terjadi. Oleh karena itu, jika kita menjadi orang percaya sejati, kita harus telah mati terhadap dosa dan kenyataan itu harus diartikan sebagai kematian dalam pandangan Allah yaitu bahwa Allah menganggap kita telah ikut dalam kematian Kristus di kayu salib dan dibangkitkan pula  dalam kebangkitan-Nya (Roma 6:5-10).
Selanjutnya bahwa kita telah mati terhadap dosa di saat dilahirkan baru oleh Roh Kudus. Dalam hal ini kita memperoleh kuasa dalam nama Yesus untuk melawan dosa (Roma 6:14-18). Dalam hal ini tidak kemudian kita kebal terhadap dosa karena itu kita perlu untuk tetap waspada dan mati terhadap dosa setiap hari dengan mematikan perbuatan-perbuatan buruk dan jahat. (Roma 8:13).
Kita harus hidup berdasarkan ketaatan kepada Allah dan inilah bukti dari hidup baru. Hal ini seharusnya disadari oleh setiap kita yang percaya dan telah dibabtis sebagai pernyataan telah mati dari dosa dan menyerahkan diri untuk menolak dosa lagi dan hidup bagi Kristus. (Roma 6:3-5). Namun babtisan air lebih jauh bila disertai dengan iman yang sejati merupakan  unsur penlakan dosa kita dan komitmen kepada Kristus, yang menghasilkan aliran kasih karunia yang terus menerus dan hidup kekal bagi kita. (Kis 22:16).
Babtisan air sangat penting ini bukan sekedar lambang atau upacara saja tetapi bahwa babtisan air berarti menyamakan diri dengan Kristus dalam kematian dan penguburan-Nya supaya kita dapat hidup dalam penyatuan dengan hidup kebangkitan-Nya (Roma 6:4-5). Sebagaimana Kristus Yesus telah bangkit dari antara orang mati, demikian pula kita yang memiliki iman yang sejati akan menyelamatkan dan memperoleh hidup baru.
Kristus telah mengalahkan ikatan dan kuasa dosa, demikian pula kita yang percaya akan menyatu dengan Kristus akan dibebaskan dari ikatan dan kuasa dosa untuk kemudian menjalani hidup baru. Kita tidak boleh menggunakan lagi manusia lama yaitu manusia yang belum diperbarui dimana kita masih hidup dengan melakukan dosa. (Gal 2:20). Kita tidak boleh menggunakan tubuh dosa lagi yaitu tubuh manusiawi yang di kuasai oleh keinginan-keinginan berdosa.
Bagi kita orang percaya maka sekarang perbudakan kepada perbuatan dosa telah dipatahkan oleh kuasa Kristus (2Kor 5:17; Ef 4:22; Kol 3:9-10) dan bukan dengan kekuatan pribadi. Sejak sekarang ini kita harus berkomitmen kuat untuk tidak oleh membiarkan cara-cara hidup yang lama menguasai hidup dan tubuh kita lagi.
Firman Tuhan telah jelas mengajarkan bahwa Tuhan Yesus Kristus sendiri mematahkan kuasa dosa dalam kehidupan kita yang percaya kepada Nya dan setia serta taat untuk mengikuti Tuhan Yesus secara sungguh-sungguh. (Yoh 8:31-32, 36).
Kesatuan kita orang percaya sejati dengan Tuhan Yesus Kristus dalam kematiaan dan kebangkitan-Nya akan mengakibatkan kebebasan kita dari dosa.  Jadi sekaranglah saatnya kita mengingat orang-orang yang masih dalam ikatan dan kuasa dosa bukankah mereka juga seharusnya dibebaskan ? sangat indah bila kita dapat mengabarkan berita baik ini kepada orag-orang disekitar kita untuk mereka dapat menerima Tuhan Yesus dan segera untuk dibabtiskan.
Tuhan Yesus Memberkati.

Pesan Pastoral : 4 Agustus 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Dengan iman yang sejati kepada Kristus marilah kita pertahankan hidup dalam kekudusan bersama Tuhan kita Yesus Kristus karena disanalah terletak keselamatan itu.

Winner Voice
Keselamatan hanya melalui percaya kepada Tuhan Yesus Kristus saja.

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...