Wednesday, June 12, 2013

CARILAH KEBENARAN-NYA



Matius 6:33

Setiap orang yang percaya kepada Kristus di wajibkan untuk mencari Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya dan ini harus menjadi prioritas pertama di atas semuanya. Kata kerja “mencari” menunjukkan adanya kesenangan yang terus-menerus ketika mengharapkan untuk mendapatkan sesuatu sehingga tidak ada rasa bosan tetapi terus berusaha mencari.
Seperti seorang yang mengetahui tentang letak harta karun terpendam yang tidak ternilai harganya, sehingga sangat menginginkannya melebihi apapun. Seperti tentang perumpamaan tentang harta yang terpendam dan mutiara dalam Matius 13:44-46. Ketika mengetahui ada harta yang terpendam atau mutiara yang sangat indah itu, orang ini rela untuk mengorbankan segala sesuatu yang mungkin menghalanginya untuk mendapatkan harta tersebut. Demikianlah Kerajaan Allah dan Kebenaran adalah harta yang tak ternilai harganya sehingga patut untuk dicari dengan mengalihkan segenap hati dari segala perkara lain dan memusatkan seluruh hidup kita kepada Kristus saja. (Roma12:1)
Kristus menyebutkan dua hal yang harus kita cari : pertama adalah Kerajaan Allah disinilah kita harus sungguh-sungguh berusaha agar kepemimpinan dan kuasa Allah dinyatakan melalui kehidupan dan ibadah kita. Kita harus berdoa agar Kerajaan Allah akan datang dengan kuasa yang luar biasa dari Roh Kudus untuk menyelamatkan  orang berdosa, menghancurkan kuasa setan, menyembuhkan orang sakit, dan meninggikan nama Tuhan Yesus.
Kedua adalah kebenaran-Nya yang melalui Roh Kudus kita berusaha untuk menaati perintah Kristus, memiliki kebenaran Kristus, tetap terpisah dengan dunia dan menunjukkan kasih Kristus kepada semua orang. Sebagai orang percaya yang telah diselamatkan oleh kasih Karunia Kristus kita harus mencari kebenaranNya sampai akhir hidup. Jikalau lalai melakukannya bisa saja keselamatkan itu lepas dari kita.
Karena itu dalam mencari kebenaran-Nya yang membuat keselamatan Kristus tetap ada, harus ditimbulkan rasa takut dan gentar yang kudus terhadap Firman Allah yang adalah kebenaran mutlak. (Fil 2:12; Yes 66:2). Rasa takut (Yun: Phabos) akan Tuhan  bukanlah sekedar “kepercayaan yang disertai rasa hormat.” Rasa takut ini meliputi rasa hormat terhadap kuasa Tuhan,  kekudusan dan pembalasan yang adil dari Allah dan rasa taku akan berbuat dosa terhadap Dia lalu menghadapi akibat-akibatnya. (Kel 3:6; Maz 119:120; Luk 12:4-5). Ini bukanlah rasa takut yang bersifat membinasakan, tetapi rasa takut yang mengendalikan dan memulihkan yang menuntun kita kepada berkat Allah dan  hidup dekat dengan Dia, kepada kesucian moral, dan kepada hidup keselamatan. (Maz 5:8; 85:10; Ams14:27)
Orang percaya yang mencari Kebenaran akan mempunyai keinginan tulus iklas untuk menyenangkan hati Allah dalam kasih, pengabdian, pujian dan kekudusan, serta mempersembahkan tubuh untuk pelayanan. (Roma 12:1), ada tiga hal yang dapat kita kerjakan untuk menunjukkan betapa kita giat mencari kebenaran-Nya yaitu:
1.      Melikilah keinginan yang besar untuk hidup kudus dan berkenan kepada Allah. Ini menuntut memisahkan diri dari dunia dan makin mendekati Allah.
2.      Kerinduan yang besar untuk hidup bagi Allah dengan menyembah Allah, menaati Allah, menentang dosa dan membela kebenaran, menolak dan membenci kejahatan, melakukan kebaikkan  bagi orang lain, meniru, mengikuti dan melayani Kristus, dan hidup dipenuhi Roh Kudus.
3.      Kita harus mempersembahkan tubuh kita kepada Allah  sebagai rumah Roh Kudus. (1Kor 6:15,19).
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 9 Juni 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Oleh kasih dan karunia-Nya kita diselamatkan karena iman kepada Kristus yang tampak bahwa sekarang kita menjadi hamba kebenaran yang memiliki kemauan kuat untuk terus mencari kebenaran-Nya.

Winner Voice
Mencari kebenaran Allah membawa kehidupan kita terus terpelihara sempurna.

MENJADI HAMBA KEBENARAN – MENURUTI SEGALA PERINTAH - NYA



Roma 6:19; 1Yoh 3:22

Benar atau tulus adalah terjemahan dari bahasa Yunani “dikaios” (Ibr: yaster) yang berarti lurus. Dalam perjanjian lamaa kata ii tidak hanya berarti kepatuhan kepada perintah-perintah, tetapi menunjukkan bahwa seseorang benar di hadapan Alah, baik dalam hati maupun dalam perbuatan. Dalam perjanjian Lama ini Allah mencari kebenaran yang datangnya dari dasar hati, berdasarkan iman yang benar kepada Allah serta kasih dan takut akan Allah. (Ul  4:10, 29; 5:29).
Contoh dari keadaan hati yang semacam ini adalah orang tua Yohanes Pembabtis yang hidu menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. (Luk 1:6). Contoh yang kedua adalah Simeon yang menunjukkan sifat khas yang sama di dalam hidupnya yaitu ketulusan hati. (Yoh 2:25).
Orang yang benar bukan artinya orang yang sempurna. Ketika dosa memasuki kehidupan ini, kita memperoleh pengampunan dengan jalan mempersembahkan diri sebagai korban kepada Allah dalam suatu sikap pertobatan yang tulus dan dengan iman. (Maz 32:2).
Allah ingin menunjukkan kasih-Nya dengan memperlakukan orang  berdosa yang sungguh-sungguh bertobat sebagai orang benar, bukan karena kebenaran itu telah diterima melalaui perbuatan baik, tetapi sebaliknya diterima sebagai karunia ketika kita mau mengakui dosa dan percaya kepada Tuhan. (Maz 32:5). Ditegaskan kembali oleh rasul Paulus bahwa iman seseorang diperhitungkan sebagai kebenaran meliputi pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah. Hal ini adalah kasih karunia yang didasarkan pada kemurahan Allah, yang dimungkinkan melalui kematian Kristus di kayu salib. (2Kor 5:19,21)
Yang perlu dipahami adalah bahwa Alkitab tidak sama sekali menyatakan bahwa Kristus telah benar-benar menjadi seorang “berdosa” sebab Yesus Kristus tetap menjadi Anak Domba Allah yang tidak bercela. Tetapi Kristus telah mengambil dosa kita atas diri-Nya sendiri dan Allah Bapa menjadikan-Nya sasaran hukuman Allah Bapa ketika Kristus menjadi korban karena dosa kita di atas kayu salib (Yes 53:10). Pada waktu mengambil alih hukuman kita itu, Yesus Kristus telah memungkinkan Allah secara adil mengampuni kita orang berdosa tetapi yang telah percaya oleh karena iman kepada Yesus Kristus. (Yes 53:5; Rom 3:24-25).
Kebenaran Allah dalam tindakan penebusan - Nya atas dosa kita melalui korban Yesus Kristus dikerjakan secara yang adil (Roma 3:26), hal tersebut memberikan dampak pemulihan hubungan Allah dengan kita  serta membebaskan kita orang percaya dari kuasa kejahatan. Kebenaran Allah ini tetaplah relevan dan berlaku hingga saat ini karena Injil belum berakhir dan kuasa Allah untuk menyelamatkan dan mendapingi orang percaya tetap akan dikerjakan-Nya hingga akhir Jaman. Hal kedua adalah kebenaran Allah ini datang kepada kita melalui iman kepada Yesus Kristus.
Berdasarkan uraian diatas maka setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah milik Allah, dan Allah dalam kebenaran-Nya secara adil memperlakukan kita akan tetap menuntut kebenaran-Nya terpelihara dalam hidup setiap orang percaya. (Roma 3:21). Jika oleh karena dosa kita menjadi hamba dosa maka karena penebusan-Nya di kayu salib maka kita selayaknya sekarang menjadi hamba kebenaran yang taat melakukan kebenaran.
Kebenaran ini tidak hanya muncul sebagai perbuatan semata, tetapi Allah akan menuntutnya sampai  muncul dari dasar hati.  Ketulusan hati untuk menjadi hamba kebenaran harus di awali dari ketulusan hati untuk menuruti segala perintah-Nya. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

Pesan Pastoral : 2 Juni 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Jemaat Tuhan marilah kita tingkatkan terus kedewasaan rohani ini dengan sadar bahwa sebenarnya kita harus menjadi hamba kebenaran yang dengan tulus hati  memberi diri mengerjakan kebenaran dan membuang jauh hal-hal yang membuat pertobatan kita ternoda kembali oleh dosa. God bless you all

Winner Voice
Memilih menjadi hamba kebenaran adalah tindakan penghormatan atas semua yang Tuhan telah perbuat bagi kita.

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...