Monday, May 28, 2012

KETIDAKPEDULIAN MENGHANCURKAN KELUARGA


Efesus 5:15-16

Pernahkah kita melihat sebuah rumah yang ditinggalkan penghuninya dalam waktu yang lama ? maka rumah menjadi tidak terawat akan rusak dengan sendirinya dan bila tidak segera mendapatkan perhatian maka akan roboh dan tidak dapat digunakan kembali. Demikian juga dengan keluarga yang dihuni oleh anggota keluarga yang bersikap tidak peduli dengan keadaan rumah tangga tersebut.
Kita hidup di tengah dunia yang jahat yang diwarnai banyak hal yang dapat merongrong dan menghancurkan keluarga kita, karena itu kita harus hidup dengan bijaksana. Milikilah sikap peduli sehingga dengan mudah kita dapat menyadari hal-hal yang buruk dan tahu bagaimana  mengatasi persoalan itu sedini mungkin, sehingga tidak membesar masalahnya yang akhirnya menimbulkan kerugian besar di kemudian hari.
Sebagai contoh tentang sikap tidak peduli adalah kehidupan bebas yang menuntun kita kepada kejahatan, dosa dan kecemaran. (1Yoh 3:12; Ef 5:3) dan ketergantungan kepada sesuatu (minuman keras, judi, narkoba dll) yang menimbulkan hawa nafsu yang jahat dan menjauhkkan kita dari Tuhan. (Ef 5:18; 1Kor 6:10). Karena itu bila memang kita cinta pada keluarga janganlah kita melakukan kedua hal di atas.
Rasul Paulus menasehati kita dari supaya tidak hidup seperti orang bebal, tetapi arif dan bijaksana. Jadilah pribadi-pribadi yang bersikap peduli terhadap keadaan keluarga. Beberapa nasehat agar bersikap peduli yang terdapat dalam Alkitab  yang sering terjadi dalam keluarga yaitu :
a.       Para Ayah dianjurkan untuk tidak membangkitkan amarah di dalam hati anak-anaknya. (Ef 6:4), seorang ayah sebaiknya penuh kasih dengan kelamahlebutan mengajar dan mendidik anak-anaknya .
b.      Para ibu dianjurkan untuk bangun pagi-pagi dan mempersiapkan makanan bagi seisi rumah tangganya. (Amsal 31:15), seorang ibu sebaiknya adalah seorang yang rajin mengelola rumah tangganya sehingga nyaman bagi setiap anggota keluarga.
c.       Para anak dianjurkan untuk menghormati orang tua mereka, jika mereka ingin diberkati oleh Tuhan. (Kel 20:12; Ef 6:2)
Hal utama yang menjadi dasar sikap peduli terharap keluarga yang harus ditanamkan dari sejak dini adalah sikap peduli kepada TUHAN. Keluarga bahagia pasti mengutamakan TUHAN (Mazmur 127:1) sehingga mendapatkan berkat dan rejeki yang menghidupkan roda keluarga. (Mazmur 127:2).
Kesadaran seluruh anggota keluarga untuk mengutamakan Tuhan akan membuat peran serta Tuhan dalam segala sisi kehidupan keluarga dapat dirasakan. Tanpa Tuhan, keluarga kita tidak dapat berbuat apapun. (Yoh 15:5), dan jelas tanpa Tuhan, keluarga tidak akan berhasil. Karena itu ketidakpedulian akan Tuhan akan membuat kita tidak peduli terhadap keluarga dengan waktu berjalan maka keluarga sedang mengarah kepada kehancuran.
Tuhan Yesus memberkati.

Friday, May 18, 2012

PERPISAHAN TANPA AIR MATA


Kisah Para Rasul 1:11

Setiap perpisahan membuat emosi kita meningkat bahkan seringkali disertai dengan air mata, tetapi berbeda dengan perpisahan yang terjadi saat Tuhan Yesus naik ke sorga, murid-murid tertegun dan mereka kembali ke Yerusalem dengan sukacita. (Lukas 24:50-53). Kita juga punya sukacita surgawi yang diberikan Tuhan Yesus supaya kuat menghadapi perpisahan duniawi.
Kita harus lebih memperhatikan perkara yang di atas di mana sorga berada (Kolose 3:1-2), bukan artinya kita menjadi pribadi yang tidak peduli dengan keadaan kita saat ini, tapi kita harus punya sudut pandang sorga dalam menanggulangi persoalan duniawi, inilah yang membedakan kita dengan orang dunia yang tidak mengenal Tuhan Yesus Kristus.
Dunia ini  penuh dengan berbagai macam masalah dan jelas ALLAH tidak pernah menjanjikan hidup tanpa masalah (1Korintus 10:13) bahkan Tuhan Yesus juga memberitahukan bahwa kita juga dapat mengalami penderitaan (Yohanes 16:33), tapi bersama Tuhan kita pasti bisa mengatasi semua persoalan karena Kristus telah mengalahkan dunia ini. Seperti yang di contohkan oleh para nabi (Matius 5:11-12), para rasul (2 Korintus 11:23), para pahlawan iman (Ibrani 11:36-39), bahkan Tuhan Yesus sendiri (Lukas 9:22). Semuanya menghadapi masalah dan menjadi pemenang kehidupan. Dan perpisahan dengan masalah merupakan perpisahan tanpa air mata.
Dunia ini ada kematian yang juga merupakan  perpisahan selamanya bagi yang hidup, sehingga dapat menimbulkan kesedihan bagi orang-orang mencintainya. Tapi marilah kita mengambil sudut pandang yang berbeda, yaitu bila sorga adalah sesuatu yang baik, mulia dan sangat diharapkan sedangkan kematian adalah sarana untuk mencapai sorga, seharusnya kematian lebih menggairahkan dari pada hidup makmur di dunia. Karena itu kematian orang benar berharga di mata Tuhan (Maz 116:15). Pastikan kita terus mengejar kebenaran yang Tuhan telah tetapkan, dan cari terus perkenan Tuhan atas hidup kita, sehingga setiap saat bila Tuhan memanggil kita pulang ke sorga kita siap. Karena itu perpisahan dengan dunia ini merupakan perpisahan tanpa air mata.
Marilah kita memiliki sikap hati yang benar terhadap dunia ini, janganlah kita terlalu mencintai apapun di dunia ini melebihi cinta kita kepada Tuhan (Matius 22:37), sehingga bila harus ada perpisahan bahkan dari orang-orang yang kita cintai sekalipun, kesadaran kita akan berkata bahwa peristiwa inipun sudah dalam rencana TUHAN yang baik. (Yeremia 29:11; Roma 8:28).
Kita harus menghargai wibawa ALLAH dan otoritas-Nya atas hidup kita (Amsal 25:2) sehingga menyadari keterbatasan kita sehingga tidak perlu untuk mempertanyakan ALLAH yang tanpa batas itu. (Ayub 11:7-9). Dan akhirnya kita tetap percaya, tidak bimbang dan ragu terhadap ALLAH yang Maha Baik. (Bilangan 14:11)
Selamat Hari Kenaikkan Isa Almasih dan Tuhan Yesus memberkati

Sunday, May 13, 2012

DASAR KELUARGA


Matius 7:24-29

Keluarga Kristen harus dibangun di atas dasar yang kuat, karena sama seperti bangunan yang harus di bangun di atas pondasi yang kuat akan tahan lama, tidak goyah dan tidak mudah hancur. Demikian juga keluarga Kristen harus memiliki dasar yang kuat agar tidak goyah oleh angin persoalan atau gelombang kehidupan.
Alkitab menasehati kita agar menggunakan Firman Tuhan sebagai dasar yang kuat (Matius 7:24).  Karena itu anggota keluarga seharusnya menyukai Firman Tuhan, mulai dari orang tua yang kemudian mengajarkannya  kepada anak-anak mereka dari sejak dini. Tetap putut disayangkan pada masa sekarang ini banyak keluarga yang mencari informasi dan pendapat dari orang-orang dunia dan tidak mencari hikmat TUHAN. (1Korintus 2:6). Hal ini seringkali membuat keluarga-keluarga Kristen semakin terpuruk dalam kesulitan hidup, karena mereka hanya mendasarkan kelangsungan keluarga berdasarkan logika manusiawi, dan fakta-fakta kehidupan yang belum tentu dapat diterapkan. Seharusnyalah kita mencari kebenaran sejati dalam Firman TUHAN untuk menjawab semua persoalan.
Tuhan Yesus menyatakan bahwa hanya Alkitab yang dapat menjadi dasar keluarga, karena Firman TUHAN yang dapat membuat keluarga-keluarga Kristen mencapai kebahagiaan. karena :
1.      Ada Kasih (Matius 5:43-46). Alkitab mengajarkan kita untuk mengasihi dengan benar, Kasih yang akan memberikan kekuatan di saat menghadapi konflik di antara anggota keluarga dan perpecahan keluarga dapat dihindari dan ditanggulangi dengan cepat.
2.      Ada Pengampunan (Matius 6:12). Alkitab memerintahkan kita untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, apalagi ini sesame anggota keluarga yang seharusnya kita dapat membukan diri untuk memaafkan. Hal ini perlu agar tercipta kerukunan dalam keluarga dan dalam kerukunan itu maka Allah mengirimkan berkat-Nya. (Maz 133:1-3)
3.      Ada Kesetiaan (5:27-30). Keteladanan Tuhan Yesus seharusnya dapat memotifasi kita untuk tetap setia, jangan kita berpaling dari janji yang telah diucapkan. Suami – istri harus memahami bahwa keterikatan mereka adalah menjadi satu, janganlah karena kesenangan sesaat membuat kita meninggalkan janji yang telah terucapkan, karena Tuhan Yesus juga setia sampai mati.
4.      Ada ALLAH (Matius 22:37). Bila kita menempatkan Allah di atas segalanya maka otoritas ALLAH akan maksimal mengendalikan keluarga, dan iman kita akan bertumbuh sehingga bila ada persoalan keluarga maka Allah akan turut bertanggungjawab atasnya, bukankah itu luar biasa karena bersama Tuhan semua pasti dapat tertanggulangi.
Oleh karena itu Firman TUHAN sangat penting bagi keluarga, selain harus di renungkan setiap hari, keluarga Kristen juga harus setia kegereja, karena dalam gereja kita dapat lebih dalam memahami Firman Tuhan dan melalui Firman yang ditaburkan oleh hamba Tuhan, yang dengan kesadaran diri kita menerimanya dengan hati yang terbuka. Firman TUHAN inilah yang akan menumbuhkan iman kita semakin kuat.
Tuhan Yesus Memberkati

Saturday, May 5, 2012

TINGKATKAN RASA CINTA KELUARGA


(2 Tesalonika 1:3-5)


Rasul Paulus mengucapkan rasa sukacitanya atas jemaat Tesalonnika yang saling mengasihi dengan kasih yang semakin meningkat. Hal ini juga menjadi kesukaan ALLAH bila kita dapat bertambah rasa cinta kasih kepada sesame dan khususnya kepada keluarga, hal ini perlu karena pada kenyataan pada masa sekarang banyak terjadi penurunan cinta kasih diantara anggota keluarga, bahkan seringkali menyaksikan tentang adanya kekerasan dalam keluarga.
Lalu bagaimanakah kita dapat bertambah dan meningkatkan rasa cinta kasih kepada keluarga ?
Pertama-tama adalah kita harus menyadari dan menghargai kasih Tuhan Yesus. Kita paham bahwa ALLAH sangat mengasihi dunia (Yoh 3:16) dan bila dilihat lebih dalam maka yang dicintai ALLAH adalah orang-orang percaya, sehingga pasti didalamnya terdapat juga keluarga-keluarga KRISTEN yang mempraktekkan kasih YESUS.
Karena ALLAH mengasihi keluarga-keluarga KRISTEN, adalah wajar dan sudah seharusnya bila kita juga harus mencintai dengan sungguh-sungguh keluarga kita sendiri.
Hal yang kedua adalah jika kita positif dalam mengasihi diri sendiri. Jika kita tidak secara positif  mencintai diri sendiri maka mustahil kita dapat mengasihi keluarga kita. Cara pandang kita terhadap diri sendiri seringkali berpengaruh atas sikap dan perilakukan kita, sehingga penting untuk kita dapat mengasihi diri sendiri secara positif sehingga dengan demikian sikap dan perilaku kita adalah mengasihi keluarga dengan baik.
Kita harus juga menyadari bahwa ALLAH sangat mengasihi kita dan punya rencana yang baik bagi masa depan kita, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan kita dengan keluarga. Kita juga harus menyadari seberapa besar kasih kita kepada keluarga sehingga kita akan merencanakan dan berupaya memberikan masa depan yang baik bagi keluarga.
Ketiga, kita harus menunjukkan sikap mengasihi, karena kasih bukan sekedar kata-kata tapi harus diwujudkan dalam perbuatan nyata.
Seberapa seringkah kita menyatakan perasaan kasih kepada keluarga ? karena pada dasarnya keluarga perlu tahu bahwa memang kita mengasihi mereka, dan keluarga adalah bagian yang istimewa dalam diri kita.  Selanjutnya kita tidak boleh mengasihi keluarga hanya dengan kata-kata saja tetapi harus dengan perbuatan.
Ada dua hal yang dapat menjadi tanda kita mengasihi yaitu bila kita dapat memberikan yang terbaik dan tidak mementingkan diri sendiri, tetapi bersedia berkorban bagi kebaikkan keluarga. Dan yang kedua adalah pengampunan, tidak tertutup kemungkinan bahwa setiap anggota keluarga dapat saling menyakiti dan memerlukan pengampunan. Oleh karena itu mulailah dari diri kita sendiri dapat memberikan pengampunan yang tulus, sehingga dala keluarga dapat saling membangun dan menyembuhkan satu sama lain dalam keluarga.
Allah merindukan keluarga Kristen yang saling mengasihi dan kasih itu haruslah berkembang dan meningkat sejalan dengan waktu.
Tuhan Yesus Memberkati.

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...